PENGALAMAN KOSAN SEBULAN DISINI (ngga nyebut lokasi)



Pengalaman ini tepatnya sebulan yang lalu. Dimana saat itu terbelesit, harus mulai mandiri, harus belajar mengenai kehidupan, dan bagaimana menyikapi kehidupan itu, seperti kata seorang teman bahwa life start after graduation.  Memang benar, hidup dimulai tepat sebulan yang lalu, lebih tepatnya waktu itu adalah tanggal 16 September 2012. Pemikiran untuk hidup lebih mandiri itu munculnya di sabtu malam atau minggu pagi, dimana paginya langsung berangkat nyari sendiri tempat kosan. Pemikiran awal nyari yang 300 ribuan, pokoknya 300 ribuan, setelah survei tempat, ampun, tempatnya kurang manusiawi ya yang 300 ribuan. Penelusuran saya lanjut ke sungai besar, sungai itu agak kering dengan banyak sampah disungai tersebut. Bertanya pada salah seorang disana, mas ada kosan yang kosong disekitar sini? Mas-mas tersebut langsung mengantar saya menuju ke sebuah rumah, yang itulah yang menjadi tempat kosan saya akhirnya. Minggu malam hari itu langsung pindah kesana dan life start here.
Selama sebulan tinggal disini banyak pengalaman menarik yang saya dapat. Diantaranya ketika jalan-jalan sore, maklumlah dari kantor pusing habis nulis, jalan-jalan keliling sekitar, bertemu dengan tukang ketoprak. Al hasil belilah saya ketoprak itu. Dan obrolanpun terjadi. Dari jam brapa pak jualannya?. Saya sudah berangkat dari subuh dik. Biasanya bapak pagi-pagi sudah ngantongin 80 ribu, tapi hari ini belum sama sekali, sepi dari tadi keliling-keliling sekitar sini, kayaknya bapak juga mau pindah ga jualan disini mau pindah ke....(maap lupa kemananya). Tak lama kami sambil mengobrol-ngobrol ketoprak pun habis. Disitulah saya merasakan masih bersyukur bisa kerja diruang ber AC dan mendapatkan nasib lebih beruntung dari pada Bapak itu.
Cerita lain yang lebih mengharukan yaitu ketika menyusuri daerah sekitar sungai jalan menuju ke kosan. Sesaat ketika melintasi terlihat mas-mas sedang mendengarkan nyanyian, saya kira itu nyanyian dari televisi lho, ternyata itu hanyalah suara radio. Saya juga berpikir lagi, ini kamar atau rumah, ruangannya hanya berupa 1 ruangan kecil dengan ditutup oleh kelambu. Sungguh menyedihkan kalau melihatnya.
Lain halnya ketika jalan pagi-pagi seusai salat subuh berjamaah. Dimana saat itu masih bersemagat buat olahraga pagi. Namun ternyata menuju ke jalan besar sedikit banyak anjing, jadi kurang enak untuk lari-lari. Akhirnya saya putuskan untuk berjalan hanya melintasi daerah-daerah sekitar situ saja. Kejadian pagi itu yang saya lihat adalah ada 1 bapak-bapak tidur di ruang terbuka, hanya beralaskan sarung, tanpa kasur apapun. Tak jauh disebelah sana ternyata ada ibu-ibu juga yang masih tidur dengan kondisi yang sama. Astagfirlullah, melihat itu batin ini rasanya gimana gitu ya.
Tiap pagi biasanya saya ke kantor naik motor, tanpa pakai helm, brangkat pun mepet (iya kan deket). Setiap melintasi jalan yang sama, saya selau melihat bapak-bapak masih muda, memakai topi, dengan segelas minuman mineral plastik kosong. Ya bapak itu adalah tukang minta-minat. Saya sempat tidak habis pikir ya, kok masih muda, kok sudah minta-minta ya, padahal masih bisa menurutku kalau mau kerja-kerja yang lain gitu. Tapi memang ya tidak tahulah.
Lebh menarik lagi dibawah jembatan sungai keliatan ada pekakas-pekakas alat buat masak, nyuci baju. Ehh ternyata bawah jembatan itu dijadikan tempat tinggal loh sama seseorang. Kaget saya.
Pengalaman ini lebih naik kelasnya, dimana sore-sore itu biasalah nyari makan (gabung makan siang sama malam saat itu,,haha) Ketemulah rumah makan yang jual mie ayam bakso. Karena tempatnya lumayan bersih, jadi boleh juga mencoba disitu. Akhirnya memutuskan makan disitu. Terdengar disebelah obrolan mas-mas. Kira-kira seperti ini, wah di bank itu gajinya kecil ya, iya lebih baik di tempat lain yang,,bla,bla,bla,, (maklum sambil makan jadi nggak jelas) (sepertinya lagi pusing dengan penghasilan yang selama ini diperolehnya). Ternyata mas yang satunya lagi mengajak ngobrol yang punya tempat makan. Ibu sudah punya kulkas Bu? Pemilik rumah makan itu menjawab. Sudah itu, nggak lihat apa mas, saya lagi nyicil itu belum lunas, ga tahu deh bulan depan bisa ngulnasin atau nggak. Wuiihh langsung kaget saya. Miris banget, jadi ternyata ibu itu mengandalkan warung makannya itu untuk hidup sehari-hari dan nyicil kulkas.
Kurang lebih seperti itulah yang ditemukan disini. Miris memang. Padahal keluar gang kecil menuju jalan besar disana banyak gedung-gedung dan tempat-tempat mewah, tapi masuk di dalamnya kondisinya masih seperti ini. Apapun itu tetap cinta sama tanah airku. Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar