MAKANAN SEHAT PENDUKUNG DETOKSIFIKASI TUBUH

Tubuh kita melakukan proses pencernaan dengan membuat berbagai reaksi kimia yang kompleks. Proses tersebut berlangsung secara terus-menerus hingga menghasilkan zat sisa. Zat sisa proses pencernaan dapat berasal dari obat-obatan, pengawet dan pewarna makanan, minyak goreng yang sudah kotor, atau pestisida (bahan kimia pembasmi hama) yang melekat pada makanan. Zat-zat ini masuk ke dalam tubuh secara sengaja ataupun  tidak sengaja.
            Zat sisa yang menumpuk di dalam tubuh perlu dikeluarkan. Kalau tidak dikeluarkan akan menjadi racun yang berbahaya. Salah satu cara mengeluarkannnya adalah dengan memaksimalkan kerja organ tubuh untuk mengeluarkan racun. Hal itu  dilakukan dengan diet (pola makan) sehat. Diet itu dikenal dengan istilah detoksifikasi. Apa sebenarnya detoksifikasi itu? Berikut ini adalah penjelasannya.

Mengenal detoksifikasi lebih dekat
            Detoksifikasi adalah proses atau usaha membuat racun menjadi tidak berbahaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Upaya tersebut sebenarnya dapat dilakukan oleh tubuh kita sendiri yaitu melalui proses pengeluaran keringat, buang air kecil, dan buang air besar. Organ yang berperan dalam detoksifikasi adalah hati. Hati bekerja dengan mengeluarkan zat untuk menawarkan racun di dalam tubuh. Selanjutnya empedu menyediakan cairan empedu untuk mengangkut zat-zat racun agar dapat dibuang bersama feces (tinja). Namun, fungsi hati  tersebut  bisa berjalan tidak maksimal bila tidak ditunjang dengan makan makanan yang bergizi.

Bila racun dalam tubuh menumpuk
            Zat sisa yang tidak segera dikeluarkan dari dalam tubuh dapat berubah menjadi racun. Jika racun di dalam tubuh dibiarkan menumpuk, sistem kekebalan tubuh akan menurun. Selanjutnya berbagai macam gangguan tubuh dan penyakit akan muncul, seperti:

1. Kelelahan kronis
Dampak awal dari kekebalan tubuh yang menurun adalah rasa cepat lelah. Selanjutnya dari dalam tubuh akan timbul alergi (respon tubuh yang berlebihan).

2. Sakit kepala
Sakit kepala disebabkan karena racun yang menumpuk pada pembuluh darah. Sakit kepala dapat menjadi gejala lanjutan penyakit pada hati.

3. Nyeri otot
Sama halnya seperti sakit kepala, nyeri otot juga disebabkan karena racun atau zat sisa tubuh yang sudah terlalu banyak mengendap pada jaringan otot.

4. Penyakit kuning (Jaundice)
Penyakit kuning ditandai dengan adanya warna kuning pada kulit dan mata. Penyakit ini disebabkan karena peningkatan kadar bilirubin (pecahan sel darah merah) dalam tubuh. Penyebabnya berasal dari menumpuknya zat sisa di dalam tubuh sehingga berkurangnya        kemampuan empedu untuk mengatur kadar bilirubin.

5. Hepatitis (Radang Hati)
Hepatitis merupakan kerusakan organ hati berupa peradangan akibat infeksi virus. Kekebalan tubuh yang menurun dan terlalu banyak minum obat serta alkohol menjadi penyebabnya.

Makanan pendukung detoksifikasi
            Tubuh memerlukan makanan bergizi untuk mendukung detoksifikasi. Berikut ini beberapa makanan yang dapat mendukung upaya detoksifikasi di dalam tubuh, antara lain:

1. Sayuran
Beberapa sayuran memiliki efek diuretik (penambah kecepatan pembentuk air seni), menghilangkan racun, sumber serat, serta kaya akan vitamin dan mineral. Beberapa sayuran tersebut antara lain brokoli, kol bunga, sayuran kol, lobak, selada, dan kubis.  Ada baiknya menjadikan aneka sayuran sebagai snack (cemilan).

2. Buah-buahan
Buah kaya akan antioksidan, meningkatkan sirkulasi darah dan energi. Beberapa buah dapat membantu menghilangkan racun dan melawan penyakit. Buah tersebut antara lain anggur, jeruk, jeruk nipis (lemon), aprikot dan apel merah. Sesekali buah dapat dijadikan jus buah agar lebih enak disantap.

3. Bawang putih dan bawang merah
Jangan lupa mengonsumsi bawang merah dan putih setiap hari. Makanan ini berfungsi meningkatkan aktivitas enzim (zat pemercepat reaksi) yang membantu proses pengeluaran racun di dalam tubuh. Bawang merah dan putih dapat dijadikan sebagai penyedap rasa pada masakan.

4. Protein Nabati (tumbuhan)
Kandungan protein nabati diperlukan untuk mendukung upaya detoksifikasi tubuh. Protein nabati memiliki kandungan enzim untuk mengangkut karbondioksida dalam tubuh. Karbondioksida adalah zat sisa metabolisme yang harus dibuang agar tidak menjadi racun di dalam tubuh. Protein nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan seperti kedelai serta olahannya (tempe, tahu, dan susu kedelai).


Referensi:
http://mediasehat.com/utama05.php
http://www.suaramedia.com
http://tipsmakanminum.com
http://health.kompas.com


Dikutip dari Buletin Gerakan Sehat Bersama Edisi 14 /th 4/ Agustus / 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar