Jumlah kendaraan bermotor di jalan raya semakin mengalami peningkatan. Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, mengungkapkan bahwa peningkatan jumlah kendaraan di Jakarta mencapai 11% pertahun. Data Samsat Polda Metro Jaya tahun 2007 juga menyebutkan terdapat 6,3 juta kendaraan bermotor di Jakarta dan jumlah tersebut masih akan terus mengalami peningkatan.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di daerah Jakarta tidak diimbangi dengan penanaman sejuta pohon dan penghijauan di ruas-ruas jalan raya. Akibatnya asap kendaraan bermotor menumpuk hingga menyelimuti jala raya. Padahal asap kendaraan bermotor tersebut mengandung berbagai macam gas berbahaya. Gas-gas tersebut dapat menyebabkan polusi udara, berbagai macam penyakit, hingga kerusakan lingkungan.
Manusia cenderung memilih alat transportasi berupa kendaraan bermotor untuk mempercepat aktivitas. Akibatnya, manusia tidak dapat terlepas dari bahaya gas pada asap kendaraan bermotor. Oleh karena itu, mari kita mencegah bahaya polusi udara yang dapat terjadi serta turut menjaga kesehatan lingkungan di sekitar.
BEBERAPA GAS ASAP KENDARAAN BERMOTOR
1. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) bersifat tidak berwarna, tidak berbau dan beracun. Gas ini dihasilkan dari pembakaran kendaraan bermotor yang tidak sempurna. Apabila terhirup oleh manusia, CO dapat mengganggu pengikatan oksigen dalam darah. CO lebih mudah terikat oleh darah dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya. Bila CO terhirup terlalu banyak dan menumpuk dalam darah, dapat menyebabkan kematian pada seseorang.
2. Timbal (Pb)
Timbal merupakan logam berat yang digunakan untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida (butiran debu). Timbal memiliki efek yang berbahaya bagi tubuh bila terhirup. Menurut penelitian Suparwoko (2008), Timbal dapat menurunkan tingkat kecerdasan dan kemampuan belajar pada anak karena timbal merupakan racun penyerang syaraf.
3. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas NO2 mempunyai sifat berwarna merah kecoklatan, berbau, dan beracun. NO2 dapat dihasilkan dari knalpot kendaraan bermotor. Menurut penelitian Fardiaz (1992) NO2 sangat berbahaya bagi kesehatan manusia bila terhirup. Sifat racunnya menyebabkan penyakit pada sistem pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan gangguan paru-paru.
4. Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida adalah gas sisa pembakaran sempurna. Gas ini mampu meningkatkan suhu lingkungan sekitar. Temperatur udara yang tercemar CO2 akan naik dan menjadikan suhu semakin panas. Hal ini disebabkan karena CO2 bercampur dengan debu dan titik-titik air yang membentuk awan. Awan tersebut dapat menyelimuti bumi seperti rumah tertutup kaca tanpa ventilasi udara yang cukup. Kondisi itulah yang memicu terjadinya kenaikan suhu udara hingga terjadinya pemanasan global.
Tips Mencegah Bahaya Asap Kendaraan
Berikut ini beberapa tips mencegah bahaya asap kendaraan bermotor bagi Anda pengendara maupun pejalan kaki yang sering terpapar asap kendaraan bermotor, antara lain:
1. Gunakan masker
Masker berguna untuk mengurangi gas-gas berbahaya dari asap kendaraan bermotor yang dapat masuk ke hidung. Tips ini berguna bagi pengendara maupun pejalan kaki. Namun, kebersihan masker juga harus diperhatikan. Hindari menggunakan masker yang kotor.
2. Peregangan dan persiapan sebelum berkendara
Persiapkan tubuh dengan pemanasan dan peregangan sebelum berkendara. Selain itu persiapkan alat perlindungan tubuh seperti helm, jaket, sepatu. Cek juga tekanan ban, rem, kaca spion, dan lampu-lampu sebelum berangkat. Peregangan dan persiapan ini membantu meningkatkan konsentrasi saat berkendara agar tidak terjadi kecelakaan hanya karena polusi asap kendaraan bermotor.
3. Makan makanan yang bergizi
Makan makanan bergizi seperti sayuran dan buah-buahan dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sayur dan buah mengandung antioksidan untuk melawan racun dari gas-gas berbahaya yang tidak sengaja terhirup.
4. Secara rutin periksakan diri ke dokter
Jangan lupa untuk memeriksakan diri ke dokter secara rutin. Pastikan tubuh tetap dalam kondisi sehat dan terhindar dari penyakit akibat asap kendaraan.
Mari Turut Menjaga Lingkungan
Tindakan menjaga keasrian lingkungan merupakan tindakan yang tepat untuk mencegah bahaya asap kendaraan bermotor. Selain itu, tindakan tersebut dapat membuat lingkungan menjadi sehat. Oleh karena itu mari kita turut menjaga lingkungan agar tetap asri, antara lain dengan:
1. Perhatikan bahan bakar pada kendaraan
Pilihlah bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan dapat menghasilkan pembakaran secara sempurna. Misalnya dengan lebih memilih bensin jenis pertamax yang lebih ramah lingkungan dari pada premium pada kendaraan pribadi.
2. Lakukan uji emisi kendaraan
Uji emisi yaitu mengukur emisi gas buang pada kendaraan bermotor dengan menggunakan alat khusus yang sering disebut Gas Analyzer. Hal tersebut dilakukan karena gas buang kendaraan merupakan salah satu polutan atau sumber pencemaran udara terbesar. Tujuannya yaitu gas buang kendaraan harus dibuat “sebersih” mungkin agar tidak mencemari udara.
3. Turut aktif dalam kegiatan penghijauan
Kegiatan penghijauan dan penanaman taman kota dapat meningkatkan keasrian lingkungan. Gas-gas pada asap kendaraan seperti karbon diokasida dapat diserap oleh tumbuhan kemudian dihasilkan udara segar berupa oksigen. Udara segar tersebut dapat menguragi efek dari pemasan global.
4. Dukunglah program car free day
Program pemerintah seperti car free day turut membantu mengurangi polusi udara di daerah perkotaan. Gunakanlah sepeda atau berjalan kaki sebagai alat transportasi.
Referensi:
1. Kusuma, I Gusti. 2002. Alat Penurun Emisi Gas Buang Pada Motor, Mobil, Motor Tempel, dan Mesin Pembakaran Tak Bergerak. Bali: Makara Teknologi Vol.6.
2. Sutiyoso. 2007. Megapolitan: Pemikiran Tentang Strategi Pengembangan Kawasan Terpadu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur. Jakarta: Gramedia.
3. Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia.
4. Suparwoko. 2008. Puring paling Top Serap Timbal.
5. Suparwoko (2008). Puring paling Top Serap Timbal. (Trubus Online).http://www.trubus-online.co.id
Dikutip dari tulisan Buletin Gerakan Sehat Bersama Edisi 20/th 4/September/ 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar